Contoh Makalah Agama Islam Tentang Islam dan Ilmu Kimia

Update Terakhir: 7 Januari 2022 oleh Hiro

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai contoh makalah agama Islam tentang Islam, kimia dan perkembangan ilmu kimia. Seperti yang kita ketahui semua ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi ini tercatat di dalam Al-Quran.

Contoh makalah agama Islam ini bisa digunakan sebagai bahan referensi untuk membuat makalah lainnya. Penulis tidak menyarankan pembaca untuk menyalin semua yang ada di halaman ini.

Berikut contoh isi makalah agama Islam tentang Islam dan ilmu Kimia

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Banyaknya ilmu pengetahuan yang berkembang pesat hingga saat ini, tentu tak akan pernah lepas dari semua ilmu yang bersumber dari isi Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan sumber utama dari semua ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi ini.

Al-Qur’an mencakup seluruh ilmu, hukum dan segala kajian yang berhubungan dengan Tuhan, Manusia dan Alam semesta. Begitu juga dengan adanya ilmu kimia, Ilmu Kimia juga mendapatkan perhatian dan dorongan daripada Al-Qur’an untuk dikembangkan.

Manusia dan seluruh lingkungan hidupnya terbentuk dari elemen-elemen dan subtansi-subtansi yang tergabung menjadi sebuah ikatan kimia menurut hukum Allah.

Manusia sendiri tercipta dari tanah liat kemungkinan melalui sebuah proses kimia interaktif antara berbagai unsur dalam tanah yang bekerja menurut hukum-hukum Allah melalui proses perubahan dan kombinsi tertentu.

Penciptaan langit dan bumi dalam enam “periode” dan penciptaan alam semesta dari air juga terjadi menurut hukum kombinasi dan perubahan yang diciptakan Allah SWT.

Pendapat umum tentang bagaimana ilmu kimia yang dikemukakan oleh para ahli serta dengan berbagai perkembangannya, akan kita bahas dalam isi makalh ini.

Selama ini mungkin telah banyak orang mengira bahwa bangsa barat lebih maju dalam memajukan ilmu pengetahuan di muka bumi ini. Sehingga orang-orang Islam merasa minder.

Karena sebenarnya orang-orang Islam tidak tahu apa yang sesungguhnya telah terjadi.  Hal tersebut terjadi karena adanya kejadian-kejadian masa lampau saat para ahli Islam lebih muncul mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan.

Dengan tanpa hati orang-orang barat merampas seluruh pengetahuan yang telah tersimpan dalam perpustakaan Islam dan membunuh tokoh-tokoh terkemuka Islam pada saat terjadinya perang salib.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat di Tarik rumusan masalah yang akan kita bahas adalah :

  1. Bagaimana perkembangan ilmu kimia dalam perspektif Islam ?
  2. Bagaimana perkembangan ilmu kimia ditinjau dari ilmu pengetahuan barat?
  3. Bagaimana korelasi antara ilmu kimia dengan proses penciptaan alam semesta dan segala isinya?

Tujuan Penulisan

  1. Mengetahui pandangan Islam terhadap ilmu kimia.
  2. Mengetahui pandangan ilmu pengetahuan orang-orang barat terhadap ilmu kimia.
  3. Mengetahui hubungan ilmu kimia dengan proses yang terjadi dalam alam semesta.

Bab 2 Pembahasan

Kimia berasal dari bahasa Arab al-kimiya atau al-khimiya (الكيمياء atau الخيمياء), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan berasal dari  kata Bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti “mencetak bersama”, “menuangkan bersama”, “melebur”.

Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transpormasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.kimia juga mempelajaari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.

Pengertian Ilmu Kimia

Kimia adalah ilmu yang mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan yang bersifat tetap.

Kimia sering disebut sebagai “ilmu pusat” karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi.

Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prisip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.

Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom,proton, electron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau Kristal.

Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengat kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur Kristal yang lebih kaku.

Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas satu suhu tertentu.

Perkembangan Ilmu Kimia Dalam Perspektif Islam

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim.

Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai ‘Bapak Kimia Modern’.”Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia,” cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M.

Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.

Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. “Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar,” ungkapnya.

Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.

Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.

Revolusi Mengenai Perkembangan Ilmu Kimia dan Sains Lainnya

Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Hal itu merupakan fakta tak terbantahkan. Bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium–senyawa penting dalam kehidupan manusia. Hasil temuan tersebut merupakan penemuan para kimiawan Muslim.

Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi.

Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.

Al-Quran berulang-ulang telah mendorong orang-orang Islam untuk mengatasi kejadian alam dunia, dan untuk mempelajari bagaimana langit-langit  dan bumi telah berguna bagi manusia.

Di sana belum pernah ada suatu konflik antara keyakinan dan pikiran di dalam Islam. Itulah sebabnya maka orang-orang Islam telah memulai pertama sekali mempelajari suatu pelajaran yang selalu progressif dan serius tentang ilmu kimia dan ilmu alam.

Ilmu Kimia berkembang dalam dunia Islam melalui transformasi berbagai budaya intelektual.  Pengaruh budaya ini sekaligus sebagai akar-akar sains Islam pada umumnya. Kimia dalam Islam mengembangkan sistem falsafahnya berhubungan erat dengan agama dan kepercayaan.

contoh makalah islam dan ilmu  kimia. Perkembangan ilmu kimia
Ilustrasi peneliti muslim oleh Freepik

Masa gemilang atas kekayaan khazanah intelektual Islam amat dipengaruhi oleh ilmuwan dan filosof masa tersebut, ilmuwan-ilmuwan tersebut antara lain :

Khalid Ibnu Yazid

Khalid Ibnu Yazid (wafat tahun 704 M), ahli hukum besar Ja’far  As-shadiq(wafat than 765 M) dan murid mereka Jabir Ibnu Hayyan (kira-kira tahun 776 M). Karya-karya ilmiah mereka dengat tepat masih tetap dimuliakan sepanjang masa.

Sifat khas dari karya-karya mereka telah merupakan percobaan yang objektif, di samping pemikiran yang sederhana, melalui penelitian bahwa mereka telah mengumplkan fakta-fakta.

Di bawah pengaruh mereka, ilmu kimia dahulu kala telah dipindahkan ke dalam suatu ilmu eksakta (yang tepat), didasarkan atas fakta-fakta dan mampu mempertunjukkan (demonstrasi). 

Jabir telah mengetahui operasi-operasi teknis tentang penguapan dan pengurangan. Dia juga telah mengembangkan cara-cara penguapan sublimasi, kristalisasi, dan sebagainya.

Hal Ini adalah bukti bahwa di dalam jalan-jalan pengetahuan, orang-orang seperti mereka yang sabar untuk generasi-generasi dan abad-abad telah diperlukan.

Ilmuan muslim berjuluk ‘Bapak Kimia Modern’ itu juga tercatat sebagi penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan / distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.

Cendikiawan-cendikiawan Barat  mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan  (721-815) adalah orang yang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuan barat diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia.

Jabir, di Barat dikenal Geber adalah orang yang pertama mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dan mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta mengklasifikasikannya.

Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan ‘Geber’ itupun tercatat berhasil menciptakan instrument pemotong, pelebur, dan pengkrisal. Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan,pencairan,kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan , pencelupan, dan pemurnian.

Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimi adalah mendirikan indusri parfum.

Muhammad Ibnu Zakaria

Muhammad Ibnu Zakaria, al-Rozi (865-925), telah melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan menggunakan alat-alat khusus, seperti distilasi,kristalisasi, dan sebagainya. Buku al-Razi (razes), diakui sebagai buku pegangan laboratorium kimia pertama di dunia.

Muhammad Ibnu Zakariya ar-razi ilmuan muslim lainnya yang berjasa melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah  Al-Razi(lahir 866 M). dalam karyanya berjudul, secret of secret, Al-Razi mampu membuat klsifikasi zat alam  yang sangat bermanfaat.

Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat keduniawin, tumbuha, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya. Al-Razi pun tecatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern.  

Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakan pada zaman itu masih tetap dipakai hingga sekarang.

“kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu kimia sungguh luar biasa penting,” cetus Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industry farmakologi muncul di dunia.

Al-Majriti

Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuan muslim asal Madrid, spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa, yang delapan abad berikutnya dikembangkan kimiawan barat bernama Lavoisier.

Al-Biruni

Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam kitab Al-Saydalah (kitab obat-obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan.

Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah para kimiawan muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.

Dahulu dunia Islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu kedokteran, kimia, biologi,social, ilmu perbintangan/astronomi, aljabr, science, filsafat, dll semua ada di perpustakaan Baghdad Irak.

Dimana selama masa perang salib, banyak buku-buku Islam yang diambil, dan dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib.

Karena pada saat terjadi serangan pasukan salibis, buku-buku di perpustakaan Baghdad dibakar dan dibuang ke sungai tigris. Jadi, hampir semua teknologi dan science yang ada di tangan orang-orang barat berasal dari kebudayaan Islam.

Perkembangan Ilmu Kimia Dalam Pandangan Ilmu Pengetahuan Barat

Masyarakat pimitif tak biasa mengatasi kekuatan-kekuatan alam yang membawa bencana seperti: gempa, banjir, wabah penyakit. Sehingga perkiraan mereka apabila dipuja bencana tidak akan terulag lagi.

Pada abad pertengahan, sikap yang demikian beralih kepada mistik. Hal ini tidak memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu kimia.

Pada akhir abad ke-17 ilmu kimia berkembang sebagai suatu ilmu pengetahuan setelah Antoine lauzent lavoiser metode yang kini dikenal sebagai “metode ilmiah” yakni metode dengan pengamatan-pengamatan, menghubungkan perkiraan, mengji perkiraan dengan percobaan selanjutnya, dan akhirnya menarik kesimpulan.

Perkembangan ilmu kimia menjadi pesat setelah digunakan metode ilmiah yang tidak terlepas hubungannya dengan matematik, karena data yang diperoleh adalah dari eksperimen secara kuantitatif

Masyarakat  primitif percaya pada mitos karena keterbatasan panca indra (pengetahuan). Sehingga tidak ada sumbangan pada perkembangan ilmu kimia. Baru kemudian Lavoisier mengadakan penelitian  dan eksperimen yang bersifat ilmiah mengenai pembakaran.

Dari Penelitian, Lavoisier Menarik Kesimpulan Bahwa :

  • Pada pembakaran ada suatu zat yang diambil dari udara. 
  • Berdasarkan penemuan air raksa dari pengamatan Lavoisier mengenai adanya suatu zat yang terdapat dalam udara yang bersenyawa dengan air raksa zat tersebut oleh Lavoisier disebut oksigen.

Lavoisier menyimpulkan bahwa pembakaran merupakan peristiwa persenyawa dengan oksigen dari udara. Berpangkal dari pekerjaan Lavoisier ini metode ilmiah mengalami perkembangan pesat.

Sehingga oleh seseorang permasalahannya sulit dikuasai demikian perlu dipecahkan menjadi beberapa cabang ilmu seperti fisika, kimia, biologi, geografi, kimia.

Timbulnya cabang tersebut karena tidak adanya pembatasan anti macam-macam bidang IPA tersebut. Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru tersebut kita dapat memperoleh hasil misalnya :

Penggunaan Teknik Kimia

Orang dapat mendirikan industri kimia dasar yang dapat menghasilkan bahan-bahan dasar untuk keperluan industry lainnya seperti : asam sulfat, asam nitrat, asam cuka, dll.

  • Penggunaan teknik nuklir

Membuat  reactor nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radioaktif, dimana zat-zat ini dapat dimanfaatkan untuk maksud damai.

  • Penggunaan teknik mekanik

Manusia dapat membuat desain dan pembuatan bermacam-macam mesin dan instrument yang sangat halus dan mesin-mesin yang sangat komplek.

  • Penggunaan teknik penerbangan, dari pesawat sederhana sampai pesawat mutakhir.
  • Penggunaan teknologi hutan.

Pada dasarnya hasil ilmu pengetahuan alam memang bersifat netral dan dinamis, tetapi selain banyak memberikan keuntungan juga membawa resiko. Agar resiko ditekan sekecil-kecilnya arah perkembangan ilmu pengetahuan alam harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

Korelasi Ilmu Kimia Dengan Alam Semesta

Ilmu Kimia juga mendapatkan perhatian dan dorongan daripada Al-Qur’an untuk dikembangkan. Manusia dan seluruh lingkungan hidupnya terbentuk dari elemen-elemen dan subtansi-subtansi yang tergabung menjadi sebuah ikatan kimia menurut hukum Allah.

Manusia sendiri tercipta dari tanah liat kemungkinan melalui sebuah proses kimia interaktif antara berbagai unsur dalam tanah yang bekerja menurut hukum-hukum Allah melalui proses perubahan dan kombinasi tertentu.

Penciptaan langit dan bumi dalam enam “periode” dan penciptaan alam semesta dari air juga terjadi menurut hukum kombinasi dan perubahan yang diciptakan Allah Swt.

Ayat-ayat Al-Qur’an yang menuturkan bagaimana Tuhan menciptakan langit, bumi, manusia, dan sebagainya, memberikan petunjuk yang kuat kepada para ilmuwan tentang membuat subtansi baru dengan menggabungkan berbagai unsur dan tentang kemungkinan mempelajari rekasi kimia dari penggabungan unsur-unsur itu dengan berbagai proporsinya.

Ayat berikut mengemukakan kekuatan “pewarnaan” yang dilakukan Tuhan dan memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk melakukan proses kimiawi dengan mencampurkan berbagai unsur kimia dengan proporsi tertentu untuk membuat hal yang mirip dengan itu.

Dalil Pertama Yang Terkait Dengan Ilmu Kimia dan Alam Semesta

Sibghah Allah dan siapakah yang lebih baik sibghah-Nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah (Q.S Al-Baqarah[2]:138)

Kemudian proses penciptaan manusia yang menjadi titik sentral studi para teolog, filsuf, dan ilmuwan berabad-abad lamanya.

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Q.S Al-An’am [6]: 2)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S Al-Hijr [15]: 26)

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjdaikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan. Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikuarangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah (Q.S Al-Fathir [35]:11)

Dalil Kedua Yang Terkait Dengan Ilmu Kimia dan Alam Semesta

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak (Q.S Al-Rum [30]:20)

Ayat-ayat tersebut mengundang perhatian kearah proses penciptaan manusia. Terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya.

Serta pengaruhnya terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup. Penciptaan alam semesta dan semua benda yang ada di dalamnya diuraikan dalam ayat berikut:

Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:

“Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.”

Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.”

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami menjadikannya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (Q.S Fushshilat [41]: 11-12)

Dalil Ketiga Yang Terkait Dengan Ilmu Kimia dan Alam Semesta

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiada juga beriman ? (Q.S Al-Anbiya’ [21]: 30)

Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” Niscaya orang-orang kafir itu akan berkata: ’ini tidak lain adalah sihir yang nyata.’ (Q.S Hud [11]: 7)

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (Q.S Al-Dzariyat [51]: 49)

Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.S Ya Sin [36]: 36)

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dalam Al-Qur’an mengajak manusia memikirkan dan merenungkan proses penciptaan yang dilakukan Allah dengan berbagai konteksnya dan mendorong manusia mengadakan eksperimen tentang interaksi antarberbagai subtansi yang berbeda, serta mengadakan studi tentang perubahan-perubahan kimiawi yang memunculkan subtansi baru dan seterusnya.

Bagaimana reaksi kimiawi benda-benda yang tidak bernyawa dapat menghasilkan makhluk hidup yang bernama manusia? Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam tanah menjadi bahan dasar penciptaan manusia?

Reaksi dari unsur-unsur apa saja yang menghasilkan makhluk yang mulia itu? Pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang serupa dengan itu menggerakkan minat para ilmuwan berabad-abad lamanya.

Untuk mengadakan eksperimen-eksperimen yang mencoba mengungkap rahasia bagaimana makhluk hidup terbentuk dari berbagai unsur. Ayat-ayat berikut memberikan inspirasi lebih jauh untuk melakukan penelitian lebih lanjut:

Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Q.S Al-An’am [6]: 95)

Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?”

Maka mereka akan menjawab: ”Allah.”

Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (Q.S yunus [10]: 31)

Ayat-ayat seperti itu tentu saja menunjuk pada kemungkinan ditemukannya subtansi yang lebih unggul dan lebih bermanfaat. Melalui percampuran berbagai unsur. Bahkan kemungkinan menemukan sebuah bentuk kehidupan yang merupakan hasil interaksi kimiawi dari beberapa komponen yang beranekaragam.

Singkatnya, ayat-ayat tersebut jelas-jelas menggugah manusia agar melakukan penelitian lebih jauh dan lebih mendalam mengenai persoalan ini.

Al-Quran Sebagai Rujukan Terbaik dan Paling Jelas

Al-Qur’an merujuk fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini boleh jadi telah menarik perhatian manusia untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya:

… padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya ada yang meluncur jatuh, … (Q.S Al-Baqarah [2]: 74)

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizing Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamanya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Q.S Al-A’raf [7]: 58)

Aspek kimia madu merupakan petunjuk abadi bagi para ilmuwan untuk mengungkap keajaiban Tuhan yang mengubah struktur, sifat, dan kegunaan berbagai unsur kimiawi dalam kombinasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Allah berfirman:

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S Al-Nahl [16]: 68-69)

Bagi ahli kimia, ini merupakan indikasi yang jelas bahwa campuran unsur-unsur tertentu bisa menghasilkan unsur yang baru sama sekali tidak berhubungan dengan unsur-unsur asalnya dalam hal sifat, zat, atau dampaknya.

Sebagaimana telah dikemukan pada uraian sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam pengertian harfiahnya.

Akan tetapi, Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kehidupan manusia.

Dengan demikian, dalam Al-Qur’an di sana-sini kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia.

Dalil Lainnya

Untuk itu, tidak mengherankan jika para ilmuwan Muslim memperoleh inspirasi yang amat besar dari Al-Qur’an untuk mengembangkan ilmu ini. Misalnya, dengan berbagai konteks yang berbeda kita temukan dalam Al-Qur’an tentang emas dan perak sebagai logam mulia (Q.S Ali ‘Imran [3]: 14 dan Al-Taubah [9]: 34), sebagai barang perhiasan yang mewah (Q.S Al-Zukhruf [43]: 33-53), dan sebagai tanda karunia Allah yang akan diberikan kepada para penghuni surga (Q.S Al-Hajj [22]: 23 dan Al-Kahfi [18]: 31).

Besi disebut-sebut sebagai logam yang mengandung banyak manfaat (Q.S Al-Hadid [57]: 25), sebagai contoh benda yang paling keras (Q.S Al-Isra’ [17]: 51), sebagai zat yang berwarna merah jika dipanaskan sehingga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96), menjadi bahan pokok untuk membuat barang-barang lainnya seperti baju besi (baju perang, Q.S Saba’ [34]: 10-11), dan menjadi alat penyiksaan di neraka (Q.S Al-Hajj [22]: 21).

Demikian pula dengan timah dan tembaga yang disebut Al-Qur’an sebagai bahan pelengkap konstruksi sebuah bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96) serta ter yang dalam Surah Ibrahim [14]: 50) disebutkan sebagai pakaian penghuni neraka.

Al-Qur’an juga menyebutkan adanya sebuah benda yang mungkin bisa disebut sebagai “atom” dan benda lain yang lebih kecil dari atom (Q.S Al-Zalzalah [99]: 7-8) dalam kaitannya dengan nilai perbuatan manusia. Tidak ada satupun yang tersembunyi dari Tuhan, apakah itu lebih besar atau lebih kecil daripada atom (Q.S Saba’[34]:22).

Dalam Al-Qur’an, ditemukan pula keterangan tentang reaksi-reaksi exothermal dan endothermal dalam hubungannya dengan pemanasan benda tertentu yang dikemukakan dalam konteks hukum neraka (Q.S Al-Kahfi [18]: 29; Al-Hajj [22]: 21 dan Ibrahim [14]: 50; dalam hubungannya dengan konstruksi bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96; deskripsi hari kebangkitan (Q.S Al-Ma’arij [70]: 8-9); serta makanan penghuni neraka (Q.S Al-Dukhan [44]: 45-46).

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dengan itu menjadi inspirasi besar bagi para ilmuwan Muslim untuk mengembangkan ilmu kimia. Bahkan istilah “kimia” (alkimiya) diberikan pertama kali oleh orang arab.

Ahli Kimia Muslim Lainnya Yang Tercatat Dalam Sejarah

Diantara nama-nama sarjana Muslim yang tercatat dalam sejarah peradaban Islam sebagai ahli kimia antara lain: Jabir ibn Hayyan, Jabir Al-Jusi, Utarid ibn Muhammad Al-hasib, ‘Utsman ibn Swayed,Dzu Al-Nun Al-Mishriy,

Muhammad Ibn Zakariyya Al-Razi, Al-Farabi, Ibn Sina, ‘Abd Al-Hakim Muhammad Al-Kathi, Abu Maslamah Al-Majriti, ‘Abd Qasim Al-Qusyairy, ‘Abd Al-Hasan Al-Jayyani, Syams al-Din Al-Buni, Muhammad ibn Al-Hajji Al-Tilmisani, ‘Abd Al-Qasim Al-Iraqi, Izz Al-Din Aidamur Al-Jildaki dan ‘Ali Bek Al-Izniqi.

Bab 3 Penutup

Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Ajaran Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ayat-ayat Al-Quran banyak sekali memberi  motivasi untuk intzhar/meneliti,baik secara tersurat ataupun tersirat.
  2. Pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu alam secara khusus, sejalan dengan ajaran Islam yang menginginkan kemudahan dan kesejahteraan bagi umat manusia.
  3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu alam yang bertujuan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tanpa menghiraukan kepentingan orang lain, bertentangan dengan tujuan ajaran Islam.

Saran

Apabila orang non Islam saja dapat masuk Islam melalui pengamatannya terhadap sunatullah dan menemukan kebenaran ilmiah tentang Islam di dalamnya, maka orang Islam sendiri yang mendalami sains atau ilmu fisik seharusnya dapat menghantarkan mereka ke tingkat keimanan dan ketaqwaan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu bagi teman-teman di Universitas Diponegoro khususnya Fakultas Sains dan Matematika Jurusan Fisika marilah kita bersama-sama mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hal di atas agar kita menjadi manusia yang hebat, apalagi teman-teman sudah memiliki pondasi iman yang kuat.

Maka jika kita mendalami tentang ilmu kimia dan ilmu-ilmu sejenisnya maka kita dapat mempertemukan antara ayat-ayat Allah  dalam Al-Quran yang berhubungan dengan ilmu kimia (ayat-ayat Qauliyah) dengan ayat-ayat Allah berupa ayat-ayat  Qauniahnya (Bentangan Alam semesta) Allah SWT.

Daftar Pustaka

Baiquni, A, Islam Dan Ilmu Pengetahuan Modern, penerbit Pustaka, Jakarta, cet. I, 1983.

Arsyad M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I, 1989.

Hilmi, Ahmad Kamal al-Din, al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar al-Buhus al-Ilmiyah, Kuwait, 1975.

Hitti, Philip K., The Arabs A Short History, diterjemahkan oleh Ushuluddin Hutagalung, Dunia Arab, Sumur Bandung, Bandung, cet. III, t. th.

Mattulada, A, Ilmu-Ilmu Kemasyaiaan (Humaniora) Tantangan, Harapan-harapan Dalam Pembangunan, UNHAS, 1991.

Madjid, Nurcholish, Reaktualisasi Nilai-Nilai Kultural Dalam Proses Transformasi Masyarakat, Simposium nasional ICHI, Malang, 6-8 Desember 1990.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, cet. II, 1992.

Dr.Ing.Fahmi Amhar . Fisikawan Islam Mendahului Zaman. 2009

http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/perkembangan-ilmu-biologi-fisika-dan.html

http://matarodaterbelit.blogspot.com/2010/10/ilmu2-kimia-yang-terkandung-dalam-al.html

Baca juga artikel menarik lainnya di Hiroeshy.com

Editor: Abdul Jalil