Mengapa Lapisan Ozon Penting Bagi Kehidupan di Bumi?

mengapa lapisan ozon itu penting

Update Terakhir: 10 Februari 2024 oleh Hiro

Selama ini kita mungkin tidak pernah mengetahui dan berpikir kegunaan lapisan Ozon itu untuk apa. Apakah lapisan Ozon itu seperti tameng transparan yang melindungi kita dari bahaya meteor jatuh ke Bumi? Jika tidak membaca, kita tidak akan pernah tau. Oleh karena itu artikel ini akan membahas mengapa lapisan Ozon penting untuk kehidupan kita di Bumi.

Sebelum lanjut ke pembahasan serius, kita perlu mengenal apa itu Ozon. Sederhananya Ozon merupakan kumpulan 3 molekul Oksigen (O3) dan sebenarnya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada ketinggian sekitar 50 kilometer dari permukaan lapisan Ozon terbentuk dari pencampuran antara atmosfer bumi dan sinar ultraviolet.

Apabila Oksigen (O2) menyerap sinar ultraviolet (UV) pada panjang gelombang 242 nm maka Ozon akan terbentuk. Banyak orang tidak peduli apa itu Ozon, padahal Ozon adalah yang memiliki peran penting untuk menyerap sinar radiasi UV hingga 90 %. Jika tidak ada Ozon di atmosfer, kulit kita sudah pasti akan gosong dan meninggal dunia.

Pernahkah kalian mencium bau Ozon? Banyak dari kalian pasti tidak pernah mencium bau Ozon secara langsung. Lebih baik tidak usah penasaran tentang baunya seperti apa. Ozon merupakan gas yang beracun dan tentunya berbahaya karena memiliki bau yang sangat tajam hingga menusuk hidung kalian yang pesek.

Sedikit penjelasan mengenai Ozon seharusnya kalian sudah tahu dan mulai berpikir mengapa lapisan Ozon merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan di bumi untuk kita pelajari. Minimal kita bisa menjaga lapisan Ozon tetap ada untuk melindungi kita.

Apa yang Dimaksud dengan Lapisan Ozon?

Lapisan Ozon merupakan istilah untuk menjelaskan kita semua agar memahami tentang keberadaan molekul molekul Ozon di Stratosfer (ketinggian 20−35 km). Konsentrasi Ozon di lapisan tersebut mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen.

Lapisan Ozon membungkus bumi dan berperan untuk melindungi mahluk hidup di bumi dari bahaya sinar UV B dan C.

Kenapa hanya melindungi dari sinar UV B dan C saja? Begini penjelasan singkatnya biar kita semua tahu dan memahami mengapa sinar UV itu seperti nama ukuran beha.

Indeks Sinar UV dibagi menjadi 3 yaitu UV A, B, dan C  yang berada pada pita gelombang 100 – 400 nm dengan rincian sinar UV sebagai berikut.

  • A = 315 – 400 nm
  • B = 280 – 325 nm
  • C = 100 – 280 nm

Saat memasuki lapisan atmosfer bumi, hampir seluruh UV C akan tertahan pada lapisan Ozon dan 90 % UV B akan diserap oleh Ozon, uap air dan gas lain yang ada di atmosfer. Adapun UV A sebagian besar akan sampai di permukaan bumi yang membuat kulit kita terlihat gosong.

Tidak heran memang jika UV A mampu menembus lapisan Ozon karena memang memiliki panjang gelombang paling tinggi namun memiliki energi yang paling rendah. Oleh karena, UV A tidak terlalu berbahaya.

Sedangkan untuk UV B memiliki panjang gelombang lebih pendek, memiliki energi lebih tinggi dan juga sangat berbahaya hingga dapat merusak DNA. Tentang UV C, jangan banyak tanya karena sudah pasti kalian akan meninggal setelah tersentuh olehnya (mungkin).

Baca juga:

Apakah ‘Lapisan Pelindung Bumi’ Dapat Rusak dan Apa Pengaruhnya?

Tentu saja bisa, sebenarnya ancaman itu berasal dari kita sendiri. Kalian pasti pernah menggunakan kulkas, AC, parfum, dan masih banyak lagi. Contoh-contoh tersebut mengandung bahan yang dapat merusak lapisan Ozon yang bernama Klorofluorokarbon (CFC) atau Freon.

CFC memang sudah lama menjadi ancaman terhadap penipisan lapisan Ozon. Bahan tersebut digunakan oleh masyarakat modern saat ini dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Contohnya yang sudah ada di paragraf di atas.

Satu molekul CFC bisa bertahan 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum menghilang. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km. Sinar UV diserap oleh Ozon.

Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan Ozon dan menghasilkan lubang ozon. Jika hal itu terjadi, sudah pasti akan ada peningkatan radiasi sinar UV B hingga ke permukaan Bumi.

Radiasi UV B dapat menyebabkan kerusakan pada mata, meluaskan penyakit infeksi serta meningkatkan kasus kanker kulit. Demikian juga penyembuhan terhadap sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasil. Dengan lebih banyak radiasi gelombang UV B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah.

Hal ini dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asan dan naiknya gangguan saluran pernafasan. Oleh karena itu, kita perlu melakukan langkah-langkah pencegahan mulai dari sekarang.

Baca juga:

Berikut Langkah-Langkah Pencegahannya

Mengurangi Pengurangan Kendaraan Pribadi

Emisi dari kendaraan akan membahayakan keberadaan lapisan Ozon seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan. Alternatif kita mulai dengan menggunakan transportasi umum untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan.

Memilih Bahan-Bahan Yang Ramah Lingkungan

Hindari menggunakan pembersih dengan bahan kimia yang berbahaya dan mulai menggunakan pembersih dengan bahan alami. Mengurangi penggunaan pestisida, menggantinya dengan bahan yang lebih alami, akan lebih baik lagi apabila menggunakan predator alami untuk menanggulangi hama di daerah pertanian.

Mengurangi Penggunaan Klorofluorokarbon atau Freon

Freon ini biasanya digunakan sebagai cairan pendingin pada lemari es, freezer, AC ruangan, dan mesin pendingin lainnya, kaleng semprot untuk wangi-wangian, parfum atau penyemprot rambut. Apabila terpaksa menggunakan barang-barang pendingin, lakukan pemeriksaan berkala untuk mencegah dan meminimalisir kebocoran cairan pendingin tersebut.

Begitulah penjelasan mengenai lapisan ozon yang sangat penting bagi kehidupan di bumi kita ini. Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan, kita semua berharap dapat hidup dengan nyaman tanpa harus berpikir terkena dampak dari radiasi sinar UV.

Gambar Unggulan: Unsplash/Greg Rosenke